A. PENGERTIAN
Tahlil secara bahasa
adalah pengucapan kalimat . لا اله الا الله tahlil sering
disebut tahlilan, yaitu berkumpulnya orang- orang untuk melakukan do’a bersama
bagi orang yang sudah meninggal dunia, dengan harapan semoga orang yang sudah
meninggal itu amalnya diterima oleh Allah SWT. dan dosanya diampuni.(antologi
NU, hal. 147).
B. KANDUNGAN TAHLIL
Dalan bacaan tahlil
tidak hanya kalimat la ilaha illallah saja, akan tetapi di dalamnya
berisi bacaan al-Qur’an, dzikir, shalawat, kalimat tasbih, takbir, dan do’a
sebagai penutup.
1.
Bacaan
al-Qur’an
Ketahuilah, bacaan
al-Qur’an adalah dzikir yang paling utama dan dituntut membacanya dengan seksama.
Pembacaan itu memiliki cara dan tujuan. Patutlah orang selalu membacanya siang
dan malam.
اقرؤا القران فإنه ياءتى يوم القيامة شفيعاً لأصحابه
(الحديث)
|
2.
Dzikir.
Umat islam
diperintahkan Allah dan rasul supaya banyak berdzikir(menyebut nama Allah)
الذين أمنوا و تطمئن قلوبهم
بذكر الله (قلى) الا بذكر الله تطمئن قلوب (الرعد : 28)
|
يايها الذين أمنوا اذكروا
الله ذكراً كثيراً و سبحوه بكرةً
واصيلا (الاحزاب 42-41)
|
·
“hai sekalian orang
mu’min! ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah memuji Allah
pagi-pagi dan petang-petang"
·
“orang-orang mu’min
hatinya tentram karna mengingat Allah. Ingatlah Allah karna dengan mengingat
Allah hati menjadi tentram.”
3.
Sholawat.
.... يا ايها الذين امنوا صلوا عليه
تسليما (الاحزاب :56)
|
·
من
صلى علي واحدةً صلى الله عشراً (رواه مسلم)
|
·
اولى
الناس بى يوم القيامة اكثرهم علي صلاةً (رواه الترمذي)
|
·
4.
Kalimat
tahlil.
عن
جابر ابن عبد الله رضي الله عنهما يقول: سمعت رسول الله ص م يقول : افضل الذكر
لا اله الا الله (رواه الترمذي)
|
احبّ
الكلام الى الله تعالى اربع : سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله
اكبر لا يضرك بايهن بداءت (رواه مسلم)
|
واذكر
ربك كثيراً وسبّح بالعشي والإبكار (ال
عمران :41 )
|
كلمتان
خفيفتان على الإنسان تقيلتان فى الميزان حبيبتان الى الرحمن : سبحان الله
وبحمده سبحان الله العظيم
|
Diriwayatkan
dalam kitab tirmidzi dari ibnu mas’ud ra, bahwa rasulullah SAW. Bersabda : “ya
Muhammad, sampaikan salamku pada ummatmu dan beritaukan meraka bahwa syurga itu
baik tanahnya, tawar airnya, dan ia merupakan tanah datar dan bekal untuk
memasikinya adalah : subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah,
allahuakbar”. (hadist hasan)
5.
Tasbih.
Bertasbih merupakan
salah satu cara untuk ingat pada Allah, dan ia merupakan perintah agama.
·
“dan ingatlah Tuhanmu
banyak-banyak dan bertasbihlah di waktu petang dan pagi”
·
(رواه بخار ى و مسلم)
|
“dan perkataaan yang ringan ucapannya,
berat timbangannya dan disenangi oleh Yang Maha Pengasih : subhanallah
wabihamdihi subhanallah al-adhim ”.
6.
Berdo’a
... ادعوا نى استجب لكم ... (المؤمن : 60)
|
واذا
سألك عبادى عن فإنى قريب (قلى) اجيب دعوة الداع اذا دعان ... (البقرة : 156)
|
عن
أنس بن مالك رضي الله عنه قال كان اكثر الدعء النبي ص م :ربنا اتينا فى الدنيا
حسنة وفى الاخرة حسنة و قينا عذاب النار
|
(رواه بخاري و مسلم)
|
C. SEJARAH ROTIB (SUSUNAN BACAAN)TAHLIL
Memang, siapa sebenarnya penyusun Ratib Tahlil tersebut, tidak ada
kejelasan daei ulama atau kyai maupun referensi sebagai data yang valid dan
otentik. Sebagian menisbatkan Ratib Tahlil disusun oleh walisongo saat mereka
berdakwah merubah budaya hindu yang sudah begitu mengakar di relung masyarakat
Jawa kala itu.
Sebagian orang lain
mengklaim bahwa Ratib Tahlil disusun oleh Imam Al- Barzanji, sebagaimana
tercatat dalam salah satu keputusan Bahtsul Masa’il Thariqoh Nahdhiyyah dengan
bukti ada sebagian kyai NU yang mempunyai sanad Ratib Tahlil tersebut sampai
kepada Imam Al-barzanji.(Benteng Ahlussunnah Waljama’ah, hal. 125)
D. PROBLEMATIKANYA
Membaca Ratib Tahlil/
Tahlilan sudah begitu membumi dikalangan masyarakat Nahdiyyin Indonesia atau
ahlussunnah pada umumnya, baik itu dilakukan saat berziarah makam atau
mengadakan acara selamatan dan lain-lain.
Akan tetapi Tahlilan
seakan-akan tidak ada akhirnya dicederai oleh beberapa kalangan sebagai amalan
bid’ah sesat. Dan pelakunya, menurut mereka, berdosa karena mengamalkan sesuatu
yang tidak pernah disabdakan, dan diamalkan ileh Rasulullah SAW. maupun
Khulafa’ Rasyidin.
Untuk mengkaji masalah
legal dan tidaknya membaca Tahlilan tersebut, dapat kita bahas dari berbagai
perspektif.
·
Apakah Ratib Tahlil tersebut memang haram dibaca karena tersusun
dari ilham dan bukan dari Rasulullah SAW ?
·
Apakah pahala pembacaannya tersebut boleh dihadiahkan dan sampai
kepada mayit ?
·
Apakah si mayit mendapat manfaat dari bacaan tersebut ?
Ratib Tahlil memang tidak pernah dibaca
atau diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para salaf, akan tetapi mengatakan haram
membaca atau menuduh bid’ah yang haram adalah tidak benar, karena:
1.
Tidak setiap sesuatu (amalan) yang tidak dilakukan oleh Rasulullah
SAW atau ulama’ salaf adalah haram dilakukan. Mereka tidak melakukan (tarku : meninggalkan) adalah bukan dalil.
Padahal penetapan hukum haram harus melalui dalil(al-Qur'an, sunnah, ijma’, dan
qiyas).
2.
Definisi sunnah adalah sabda, perilakuk, akhlaq dan taqrir
(persetujuan) Rasulullah SAW serta tidak memasukkan sesuatu yang tidak
dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam definisi sunnah tersebut.
3.
Mengatakan setiap yang tidak dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah
bid’ah yang haram merupakan pernyataan bodoh, tidak objektif serta jahil
terhadap hadits-hadits Rasulullah SAW dan ilmu ushul fiqh. Selain itu, juga
berbeda dengan pernyataan ulama-ulama islam tentang pengertian bid’ah. Lihat
selengkapnya pada penbahasan bid’ah dan problematikanya sebelumnya.
4.
Ratib Tahlil sebagaimana penjelasan diatas adalah berisi ayat
al-Qur'an, tasbih, tahlil, sholawat dan do’a-do’a. semua amalan tersebut adalah
baik menurut islam. Adapaun menyusun amalan-amalan tersebut menjadi sebuah
bacaan atau ratib juga tidak ada larangan dari Rasulullah SAW karena membacanya
secara umum adalah anjuran, serta tidak dibatasi waktu dan tempat.
5.
Mengharamkan membaca do’a hasil dari ilham adalah pernyataan bodoh
dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW. sebagaimana para sahabat rasulullah
SAW juga pernah berdo’a dengan do’a hasil dari ilham serta Rasulullah SAW tidak
mengingkarinya. Lihat pada kitab-kitab hadits yang mu’tabar.
Problem yang kedua adalah apakah pahala
bacaan tidak sampai kepada mayit dan mayit dapat menerima manfaat. Jawabnya
adalah benar, sampai kepada mayit dan mayit dan mayit dapat merasakan
manfaatnya .
عن
ابن عباس رضي الله عنهما : ان امرأة من جهينة جائت الى النبي ص م فقالت : ان
امى نذرت ان تحج حتى ماتت افأحج عنها ؟
|
·
قال
: نعم حجى عنها , ارأيت لو كان على امك دين اكنت قاضيته ؟ اقضوالله فالله احق
بالوفاء. ( رواه البخاري )
|
“ dari ibnu
abbas ra, bahwasanya seorang wanita dari suku Juhainah datang kepada Nabi
Muhammmad SAW, lalu bertanya : bahwasanya ibuku bernadzar akan naik haji,
tetapi ia meninggal sebelum naik haji itu, bolehkah saya menggantikan hajinya
itu? Jawab Nabi : ya boleh, naik hajilah kamu menggantikan dia!”
Perhtikanlah, umpama
ia berhutang tentu engkau bisa membayar hutangnya, maka hutang kepada Tuhan
lebih berhaq untuk dibayar.
بسم
الله اللهم تقبل من محمد اَل محمد ومن
امة محمد ثم ضحى به (رواه مسلم )
|
·
“dengan nama Allah! Ya Allah terimalah(korbanku) dari Muhammad, dan
keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad ”.
عن
عائشة رضي الله عنها , ان رسول الله ص م قال : من مات و عليه صيام صام عنه
وليه رواه مسلم )
|
·
“barang siapa meninggal sedang dia berhutang puasa, maka walinya
boleh menggantikan puasa itu”.
Imam Nawawi membri
komentar terhadap hadits ini :”yang dimaksud dengan “wali” disini adalah
ashabah (karib-kerabat)/ahli waris/ lain-lainnya.”lanjutnya beliau ”menurut
madzhab kita (syafi’i) adalah sunnah hukumnya bagi wali untuk membayar hutang
puasa orang yang telah wafat itu. Ulama-ulama salaf(300 tahun sesudah Nabi)
banyak yang berpendapat begitu seperti hasan basri, Qutadah, abu Tsur dan
lain-lain.
Dari beberapa dalil
diatas maka nyatalah bahwa menolong seseorang dengan memberikan pahala ibadah
puasa kita, adalah suatu amal mustahabah amal baik, bukan amal bid’ah.
dirangkum oleh guru admin : ustadz Sofyamsyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar